Akibat Perjudian Di Antaranya Menimbulkan Kezaliman Pada Diri Sendiri Yaitu

Alasan Kenapa Sering Menyalahkan Diri Sendiri

Ada beberapa alasan di balik mengapa seseorang sering menyalahkan dirinya sendiri, antara lain:

Orang dengan kepribadian obsesif menetapkan standar yang terlalu tinggi dan berusaha untuk melakukan segala hal dengan sempurna dan tertata. Mereka tidak bisa menoleransi suatu kesalahan, bahkan kesalahan yang kecil sekalipun. Orang dengan kepribadian seperti ini cenderung akan menyalahkan diri sendiri jika ada suatu masalah.

Mengkritik diri sendiri sebenarnya sah-sah saja. Ini justru penting untuk introspeksi dan pengembangan diri. Namun, terlalu sering mengkritik diri sendiri bisa berujung pada menjelek-menjelekkan, menyalahkan, atau membesar-besarkan kesalahan diri sendiri.

Perilaku menyalahkan diri sendiri rentan terjadi pada orang yang pernah mengalami trauma di masa kecil, misalnya akibat pelecehan seksual.

Anak-anak belum mengerti motif perlakuan orang lain terhadapnya, sehingga ia bisa merasa bahwa kejadian traumatis tersebut disebabkan oleh kesalahannya. Nah, pola pikir ini bisa terus berlanjut hingga dewasa, dan berkembang menjadi kebiasaan menyalahkan diri sendiri setiap ada masalah.

Selain itu, korban bully fisik maupun verbal oleh orang tua atau teman juga bisa tumbuh menjadi orang yang kerap menyalahkan diri sendiri setiap dihadapkan pada masalah.

Alasan lain mengapa orang sering menyalahkan diri sendiri adalah karena mengalami depresi. Kondisi ini akan membuat penderitanya merasa tidak percaya diri dan merasa bahwa semua masalah yang terjadi disebabkan oleh dirinya.

Selain karena beberapa alasan di atas, terkadang sifat suka menyalahkan diri sendiri juga mungkin bisa lebih sering terjadi pada orang yang terlalu baik dengan orang lain.

Cara Mengatasi Sikap Menyalahkan Diri Sendiri

Jika kamu sering menyalahkan diri sendiri, cobalah ubah kebiasaan menyiksa diri seperti ini. Yuk, terapkan cara-cara berikut ini untuk mengatasi kebiasaan menyalahkan diri sendiri:

Mengakui kesalahan dan menyalahkan diri sendiri bukanlah hal yang sama, lho. Ketika mengakui kesalahan, kamu akan menemukan hal-hal apa saja yang perlu kamu perbaiki dan fokus untuk memperbaikinya, bukan meratapinya. Dengan sikap ini, kamu akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Jika kamu masih berpikir, “Aku selalu membuat kesalahan dan tidak bisa melakukan apa-apa dengan baik,” ubahlah pemikiran tersebut menjadi pemikiran yang positif, seperti, “Hari ini aku berbuat salah, tapi aku akan belajar untuk tidak mengulanginya lagi.”

Buatlah daftar tentang kelebihan apa saja yang kamu miliki. Jika kamu kesulitan, mintalah temanmu untuk menyebutkan apa kelebihanmu. Nah, saat kamu sedang dilanda masalah dan menyalahkan diri sendiri atas masalah tersebut, kamu bisa menyemangati dirimu dengan membaca cacatan ini.

Meski terkesan kuno, menuliskan suatu peristiwa dan perasaan pada buku harian bisa membuatmu sadar bahwa sebenarnya kamu tidak salah. Jika memang ternyata kamu salah, menuliskannya bisa membuatmu sadar bahwa kesalahanmu sebenarnya tidak terlalu besar.

Sisihkanlah waktu selama beberapa menit sebelum tidur untuk menuliskan hal-hal yang kamu rasakan mengganjal di hatimu pada buku harian. Dengan begitu, kamu pun bisa merasa lebih tenang dan tidur lebih nyenyak.

Menjaga perasaan orang lain merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Begitu pun dengan menjaga perasaan diri sendiri. Ingat, perasaanmu juga tidak boleh disakiti. Dengan menanamkan hal ini dalam hati, kebiasaan menyalahkan diri sendiri bisa berangsur-angsur hilang.

Hal penting yang juga perlu kamu lakukan adalah menghargai dan menyayangi diri sendiri. Memandang rendah dan tidak menghargai diri sendiri bisa membuatmu menyalahkan diri setiap ada masalah. Akhirnya, kamu akan semakin membenci dirimu sendiri.

Apabila kamu terbiasa menyalahkan diri, kenalilah alasan di baliknya dan lakukan cara-cara di atas untuk mengatasinya. Jika kamu masih saja sering menyalahkan diri sendiri, apalagi sampai timbul keinginan untuk menyakiti diri, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog.

Tampaknya Anda ingin mengungkapkan rasa keberanian dan kemauan untuk melampaui batasan diri sendiri. Berani keluar dari diri sendiri adalah proses yang menggugah, di mana Anda berusaha untuk menghadapi ketakutan, mengatasi hambatan, dan mengembangkan diri Anda secara pribadi maupun profesional.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu Anda dalam perjalanan ini:

Kenali diri Anda: Mulailah dengan memahami siapa Anda sebagai individu, apa nilai-nilai yang penting bagi Anda, dan apa yang ingin Anda capai dalam hidup. Kenali juga kekuatan dan kelemahan Anda.

Identifikasi ketakutan: Mengetahui apa yang membuat Anda takut atau merasa tidak nyaman merupakan langkah penting. Ketakutan sering kali menjadi penghalang bagi kita untuk berkembang. Dengan mengidentifikasi ketakutan-ketakutan ini, Anda dapat mulai mengatasinya satu per satu.

Tentukan tujuan: Tetapkan tujuan yang ingin Anda capai. Tujuan tersebut dapat meliputi pencapaian pribadi, peningkatan keterampilan, atau menghadapi situasi yang Anda anggap menantang. Pastikan tujuan tersebut realistis, terukur, dan dapat dicapai dalam waktu yang ditetapkan.

Keluar dari zona nyaman: Untuk berkembang, Anda perlu melangkah keluar dari zona nyaman Anda. Coba cari pengalaman baru, ambil risiko yang terkontrol, dan hadapi tantangan yang mungkin membuat Anda merasa tidak nyaman. Ini akan membantu Anda memperluas batasan diri dan meningkatkan rasa keberanian.

Terus belajar: Jangan pernah berhenti belajar dan mengembangkan diri. Ambil kursus, baca buku, ikuti pelatihan, atau cari mentor yang dapat membantu Anda tumbuh dan mencapai potensi terbaik Anda.

Jalin hubungan: Membangun jaringan dan hubungan yang baik dengan orang lain juga dapat membantu Anda keluar dari diri sendiri. Temui orang-orang dengan minat yang sama, terlibat dalam diskusi, dan belajar dari pengalaman mereka.

Hadapi kegagalan dengan bijak: Menghadapi kegagalan adalah bagian dari perjalanan ini. Jangan biarkan kegagalan membuat Anda merasa putus asa atau mundur. Gunakan kegagalan sebagai pelajaran berharga, evaluasi apa yang dapat diperbaiki, dan lanjutkan dengan lebih baik.

Beri diri Anda waktu: Ingatlah bahwa perubahan dan pertumbuhan membutuhkan waktu. Jangan terlalu keras pada diri sendiri jika tidak melihat hasil yang cepat. Teruslah berkomitmen pada perjalanan Anda, dan hasilnya akan datang seiring waktu.

Lihat Bahasa Selengkapnya

Tangerang (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Tangerang Selatan (Tangsel), Banten melaporkan seorang pria berinisial S (44), ditemukan tewas dengan gantung diri di sebuah saung di Jalan Roda, Ciputat, Minggu.

Kapolsek Ciputat Kompol Kemas Muhammad Syawa di Tangerang menyebutkan bahwa insiden itu diketahui terjadi sekitar pukul 06.00 WIB.

Aksi mengakhiri diri itu, didasari karena terjerat hutang hingga puluhan juta akibat kalah main judi online (Judol).

“Betul, korban ditemukan meninggal di depan saung/kanopi di depan rumah. Informasi yang didapat karena korban terjerat hutang puluhan juta," jelasnya.

Ia mengungkapkan, berdasarkan keterangan saksi, bahwa korban ditemukan meninggal dengan keadaan tergantung di sebuah saung atau kanopi di depan rumahnya sekitar pukul 04.30 WIB.

Kemudian, setelah melihat hal tersebut dirinya langsung melaporkan ke aparat kepolisian Polsek Ciputat.

"Jadi awalnya saksi Darmanto yang pulang ke rumah dan melihat korban tengah duduk di teras rumah pada Minggu, pukul 04.30 WIB. Kemudian, saksi masuk ke dalam rumah untuk beristirahat. Namun, lanjutnya, saksi bangun dari tidurnya dan keluar rumah. Ternyata dikagetkan dengan korban sudah tergantung di depan saung," ungkapnya.

Hingga kini, dikatakan Syawal, polisi masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi sebagai mengungkap penyebab kematian korban.

"Saksi-saksi sudah kita periksa. Dan untuk penyebabnya kita masih dalami, yang pasti korban itu terlilit hutang," kata dia.

Bahasanya ringan, banyak kisah humor yang menggelitik namun sarat pesan.Siap-siap tersenyum sendiri

Tajuk: You Can! : Berani Menjadi Diri Sendiri

ISBN: 978-967-369-815-8Penerbit: Puteh PressPenulis: Sasqia Sheren

Tahun Terbitan: 2024Muka Surat: 200Halaman: Hitam PutihFormat: PaperbackBerat (kg): 0.230kgDimensi (cm): 21cm x 14.5cm x 1cm

Berusaha menjawab persoalan hidup rasanya tidak pernah selesai. Sejauh mana pun kita melangkah, selalu ada ratusan ribu tanda tanya, tanda seru, dan titik tanpa koma yang bersarang di kepala.

Masalah baharu dan tanggungjawab baharu bergantian datang untuk memeriahkan kehidupan. Memilih untuk pergi dan menghilang adalah alternatif yang baik untuk mencari ketenangan. Namun, adakah itu benar- benar satu-satunya jalan keluar?

Tiada formula pasti untuk menyelesaikan masalah. Kita hanya perlu mengenali dan memanfaatkan sepenuhnya apa yang ada dalam diri.

Sekarang, sudah tiba masanya, kita mencari ruang untuk merenung, percaya pada kemampuan diri, dan menanam banyak pemikiran positif diri sendiri. Mari kita hadapi segala cabaran yang datang dengan berdiri teguh di atas kaki sendiri. Mari kita ucapkan kalimat yang paling ajaib yang dapat kita ciptakan sendiri.

You can get through life's problem with yourself. Yeah it's you. You can!

Ketika lalai mengerjakan sesuatu atau gagal mencapai tujuan, banyak orang yang langsung menyalahkan diri sendiri. Alih-alih menyelesaikan masalah, kebiasaan ini justru bisa menimbulkan dampak yang buruk, lho. Yuk, kenali apa saja alasan di balik sering menyalahkan diri sendiri dan cara untuk mengatasinya.

Perilaku menyalahkan diri sendiri atau self-blame merupakan suatu siksaan emosional yang dilakukan seseorang terhadap dirinya sendiri. Jika tidak segera diatasi, perilaku ini bisa menjadi hal yang dilakukan secara refleks pada berbagai kejadian, bahkan ketika orang tersebut tidak sepenuhnya terlibat dalam masalah yang muncul.

Selain itu, terus-menerus menyalahkan diri sendiri dapat menimbulkan rasa insecure yang dapat menghambat berkembangnya potensi diri. Dalam kasus yang lebih parah, kebiasaan ini juga bisa mengakibatkan masalah kesehatan mental.